Uncategorized  

Apakah Kita Kehilangan Rasa Peduli? Menelusuri Fenomena Indifference dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh: Khoyyima O.D

Bangkalan, Liputan Hukum Indonesia.–

Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang pesat, sebuah fenomena yang semakin mencolok adalah meningkatnya rasa ketidakpedulian atau indifference dalam kehidupan sehari-hari. Dulu, rasa empati dan solidaritas antar sesama adalah nilai yang sangat dihargai, namun kini banyak di antara kita yang lebih memilih untuk tidak terlibat atau mengabaikan masalah yang terjadi di sekitar. Fenomena ini tidak hanya terlihat dalam interaksi pribadi, tetapi juga dalam respons terhadap isu sosial yang lebih besar, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, atau bahkan bencana alam. Banyak orang cenderung menutup mata terhadap penderitaan orang lain, merasa tidak ada kewajiban untuk terlibat, atau bahkan berpikir bahwa itu bukan masalah mereka.

Penyebab utama dari munculnya fenomena ini bisa sangat beragam. Salah satunya adalah budaya individualisme yang semakin kuat dalam masyarakat modern. Banyak orang lebih terfokus pada kebutuhan dan kepentingan pribadi, sehingga mereka merasa tidak memiliki waktu atau energi untuk peduli dengan orang lain. Selain itu, media sosial yang sering kali menampilkan permasalahan secara dangkal atau hanya sebagai bentuk hiburan membuat banyak orang menjadi terbiasa dengan masalah sosial tanpa merasa tergerak untuk mengambil tindakan. Ironisnya, meskipun kita terhubung lebih dekat melalui teknologi, hubungan sosial yang ada justru semakin terasa dangkal dan kurang bermakna.

Sifat tidak peduli ini juga diperburuk oleh ketidakpastian ekonomi dan ketegangan sosial yang semakin meningkat. Dalam situasi yang penuh dengan tekanan hidup, banyak orang merasa bahwa mereka harus fokus pada diri mereka sendiri untuk bertahan. Dalam banyak kasus, mereka merasa cemas atau bahkan takut untuk mengambil peran dalam mengatasi masalah yang lebih besar, karena takut akan dampaknya terhadap kehidupan mereka sendiri. Kondisi ini semakin mengurangi keinginan untuk menunjukkan empati atau mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan.

Namun, meskipun fenomena indifference ini semakin meluas, masih ada banyak orang yang berjuang untuk menjaga rasa peduli dalam kehidupan mereka. Komunitas-komunitas yang aktif, baik secara lokal maupun global, terus berupaya untuk memupuk rasa saling peduli dan empati. Organisasi-organisasi sosial dan gerakan-gerakan kemanusiaan tetap bekerja tanpa lelah untuk mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian terhadap sesama. Tantangan terbesar sekarang adalah bagaimana mengubah pola pikir yang lebih egois menjadi kesadaran kolektif bahwa peduli terhadap orang lain adalah hal yang esensial untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Di akhir, pertanyaan yang harus kita jawab bersama adalah apakah kita, sebagai individu dan masyarakat, siap untuk mengembalikan rasa peduli yang telah hilang. Tanpa adanya rasa peduli, kita hanya akan terjebak dalam kehidupan yang semakin terasing dan tanpa makna. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mulai menumbuhkan empati, mendengarkan lebih banyak, dan berusaha untuk lebih peduli terhadap kebutuhan orang lain, agar kita bisa menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.

Sabtu, 08 Februari 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Editor: IDHAM H.A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *