Pamekasan — Liputan Hukum Indonesia.-
Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengajak semua lapisan masyarakat untuk senantiasa berpikir tentang sumbangsihnya terhadap kemajuan agama, bangsa, dan negara.
Menurutnya, semua lapisan masyarakat memiliki peran masing-masing dalam membangun bangsa dan negara. Layaknya struktur dalam sebuah kendaraan, tidak ada yang merasa lebih penting dalam struktur tersebut, karena semuanya mempunyai peran penting masing-masing.
“Misalnya mesin karena sebagai penggerak kemudian merasa lebih terhormat, tidak. Karena meskipun mesinnya bagus, tetapi bannya kempos tidak bisa berjalan juga. Atau ban merasa lebih hina karena selalu lewat di jalan berlumpur, tidak. Karena ban memiliki peran penting untuk menggerakkan mesin, demikian seterusnya,” katanya, selasa (22/11/2022).
Bupati dengan sederet prestasi ini menambahkan, bangsa Indonesia yang hidup di era ini bukan lagi berjuang antara hidup dan mati sebagaimana pahlawan yang telah memerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Melainkan, komitmen bersama untuk berkontribusi kepada kehidupan atau sekadar hanya ingin menikmati kehidupan.
“Yang dikenang dalam kehidupan itu bukan orang yang kaya, tetapi orang yang berkontribusi untuk kehidupan. Kalau kontribusi kita kecil untuk kehidupan terus kita ingin dikenang oleh kehidupan. Ya, jangan banyak-banyak minta dikenangnya, karena kontribusi kita kecil,” tandasnya.
Peran besar dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara ini salah satunya dengan mendorong pendidikan berkemajuan, dan mendorong ekonomi tumbuh. Tentu dengan berbagai dinamika sebagaimana yang terjadi di era revolusi industri 4.0, di era ini sulit membedakan antara fitnah atau tidak.
“Kita telah memberikan kontribusi besar untuk kehidupan ini lantas tidak dikenang, tidak apa-apa. Karena semesta akan mengenang kita sebagai bagian dari orang yang menjadi motor penggerak kemenangan itu,” ujar bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut.
Mantan anggota DPRD Jawa Timur ini menegaskan, komitmen perjuangan, dan kesabaran tentunya harus mengisi hati dengan nabi Muhammad sebagai pijakan hidup. Jika hati diisi solawat kepada nabi Muhammad, ia tidak akan menjadi generasi yang gentar dengan situasi dan kondisi apapun.
“Ancaman, hinaan, apapun itu yang ada di dalam pikiran kita bismillah ikut sayyidina Muhammad melalui jalur apapun dengan memperjuangkan rakyat, kaum yang lemah untuk berbakti kepada agama bangsa dan negara,” tegasnya.
Dia memungkasi, untuk berkontribusi kepada agama bangsa dan negara tidak harus menjadi anggota DPRD, bupati atau jabatan strategis lainnya. Tetapi tidak memiliki jabatan apapun harus tetap memiliki komitmen kuat untuk memberikan sumbangsih kepada kehidupan.
“Sebagian yang lain masih berpikir, bahwa saya harus jadi bupati dulu baru berjuang, mau jadi anggota DPRD baru berjuang. Terus kemudian kalau berjuangnya setelah jadi bupati berarti bupati tujuan, bagi saya bupati dan posisi yang lain hanya alat mempermudah perjuangan untuk bisa sampai di tujuan pengabdian yang kita harapkan,” pungkasnya.