Pasuruan, LiputanhukumIndonesia.com – Forikan (Forum Peningkatan Konsumsi Ikan) Kabupaten Pasuruan meraih penghargaan sebagai Forikan Teraktif di Jawa Timur dalam mensosialisasikan Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) kepada masyarakat.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Forikan Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak kepada Ketua Forikan Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf, di Dyandra Convention Surabaya, Rabu (30/11/2022) siang.
Dari pantauan di lapangan, Kabupaten Pasuruan berhasil mengungguli Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sampang yang juga aktif dalam menggaungkan pentinya gerakan memasyarakatkan makan ikan di daerahnya masing-masing.
Ditemui sesaat setelah penyerahan penghargaan selesai dilakukan, Lulis menegaskan bahwa penghargaan tersebut adalah hasil kerja keras semua pihak yang tak kenal lelah dalam mengajak masyarakat agar suka makan ikan. Khususnya membiasakan para ibu agar menjadikan ikan sebagai lauk utama di meja makan.
“Penghargaan ini bukan kerja keras saya saja. Tapi semua pihak. Mulai dari Dinas Perikanan, PKK sampai para kader dan support para ibu rumah tangga yang kami undang setiap kali sosialisasi gemarikan,” katanya.
Untuk bisa mengkampanyekan Gemarikan, Forikan Kabupaten Pasuruan membuat demo memasak olahan ikan secara langsung di lokasi kegiatan. Bahkan, Ny Lulis juga hadir untuk bisa memasak live di hadapan peserta sosialisasi di 24 kecamatan se-Kabupaten Pasuruan.
Tujuannya tak lain agar dapat membangkitkan semangat para ibu yang belum memahami pentingnya menkonsumsi ikan sebagai lauk utama di setiap harinya.
“Contohnya sempol yang biasanya terbuat dari daging ayam, sekarang kita ganti dengan ikan lele atau tuna dan ikan lainnya. Ini contoh sederhana yang kita lakukan agar para ibu semakin kreatif dan punya ide untuk membuat anak-anak mereka suka makan ikan,” terangnya.
Lebih lanjut istri Bupati Irsyad Yusuf ini menambahkan, sosialisasi gemarikan penting dilakukan untuk meningkatkan capaian tingkat konsumsi ikan masyarakat. Dimana pada tahun 2020 lalu, angka konsumsi ikan (AKI) Kabupaten Pasuruan sebesar 38,24 kg/kapita/tahun.
Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan AKI Provinsi Jawa Timur sebesar 41,44 kg/kapita/tahun dan nasional sebesar 56,39/kapita/tahun.
Dari situlah beragam kegiatan digelar. Mulai dari introduksi olahan ikan dengan menyasar pada ibu hamil dan anak batita (bayi dibawah tiga tahun) dari keluarga yang beresiko stunting.
“Pokoknya kami keliling 24 kecamatan yang menjadi lokus stunting untuk mengajak agar konsumsi ikan lebih ditingkatkan lagi. Apalagi Kabupaten Pasuruan juga dengan perairan, pasti ikan tidak akan kekurangan stoknya,” singkatnya.
Lebih lanjut Lulis menambahkan bahwa dengan kampanye Gemarikan dan introduksi olahan ikan, diharapkan dapat menggerakkan masyarakat agar menanamkan kebiasaan dan pola konsumsi ikan secara berkelanjutan.
“Yang jelas juga ikut serta mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi untuk kecerdasan dan kesehatan masyarakat,” tutupnya.