Meminimalisir Fatherless pada Anak dengan Memberikan Dukungan Emosional

Oleh : Afidah Diniyah

Bangkalan, Liputan Hukum Indonesia.-

Fatherless merupakan situasi dimana seorang anak kurang mendapatkan peran ayah dalam kehidupannnya. Fatherless memiliki dampak yang buruk pada anak dalam perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Namun tidak semua anak yang tumbuh tanpa peran ayah akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan ada sebagian kecil yang menjadikan itu sebagai motivasi untuk tumbuh lebih kuat. Setiap anak memiliki keunikan sendiri dan memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi tantangan dalam hidup.

Beberapa indikasi umum anak mengalami fatherless yakni dalam masalah perilaku, anak seringkali menunjukkan pemberontakan atau menantang pada aturan atau otoritas, anak lebih mudah marah, impulsive, dan terlibat dalam perilaku agresif, selain itu anak juga kesulitan mengikuti aturan atau rutinitas sehari-hari. Sulit Bersosialisasi, anak merasa tidak aman dan kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain, kesulitan bergaul bahkan mengalami kesulitan menjalin hubungan yang sehat dengan teman sebaya, dan lebih suka menarik diri dari keramaian. Masalah Emosional, Anak akan sering merasa sedih yang mendalam, perubahan mood yang sulit dikendalikan dan mengalami kecemasan yang berlebihan atau fobia. Anak akan sulit focus pada pelajaran di sekolah, dan memiliki motivasi belajar yang rendah. Masalah Identitas Gender, Anak laki-laki mungkin kesulitan mengembangkan identitas maskulin yang sehat, sementara anak perempuan mungkin mengalami kesulitan dalam memahami peran perempuan, sulit membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis di masa depan.

Salah satu cara meminimalisir fatherless pada anak yaitu dengan memberikan dukungan emosional seperti mendengarkan dan empati pada anak dengan meluangkan waktu untuk mendnegarkan tanpa menghakimi dan menginterupsi, menunjukkan rasa memahami keadaan anak, memvalidasi perasaanya dengan meberikan kalimat “aku tahu kamu merasa sedih karena…”, memberikan motivasi semangat pada anak dengan mengakui usaha dan keberhasilannnya, mendorong kepercayaan dirinya. Selain itu dapat juga dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat dengan anak melalui quality time bersama anak, menciptakan suasana yang nyaman, dan menjadi teman yang baik. mengajarkan keterampilan hidup seperti mengelola emosi, meningkatkan.

Senin, 09 September 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *