Surabaya — Liputan Hukum Indonesia.-
MAJELIS PECINTA BAITULLAH
Manusia yang Bijak tidak pernah merasa Dirinya yang Paling Benar.
Kearifan dan Kerendahan Hatinya mampu menuntun Dirinya meniti diatas Kebenaran.
Mereka selalu menjaga Lisan dan Perbuatannya agar tidak menyakiti Perasaan & Hati Sesama Manusia lainnya
Hamba yang Tawadhu’ tentunya selalu Muhasabah _( Introspeksi Diri )_ ataupun Mujahadah dengan Hawa Nafsu Mazmumah.
Mereka memiliki Hati yang Lemah Lembut, hingga Mudah ketika menerima Nasehat Kebenaran dan Kebaikan dari siapapun juga datangnya.
Sedangkan Manusia yang Tinggi Hati tentu merasa dirinya Paling Benar atas semua pendapatnya serta seluruh sikapnya. Mereka itu tidak pernah merasa dirinya bersalah walaupun sudah nyata kesalahannya.
Ketika ada orang yang tidak sependapat dengan pola pikirnya akan dimusuhinya.
Begitulah perangai orang2 yang hatinya keras serta sempit cara pandangnya.
Hati mereka tentu berbunga-bunga serta Bahagia kalau mendapat Sanjungan dan Pujian dari Manusia.
Walaupun semuanya itu Sejatinya sekedar Fatamorgana & Tidak Berfaedah.
Bagi orang yang merasa Dirinya Paling Mulia, Sejatinya dia Insan yang Paling LEMAH & HINA disisi *ALLAH Yang Maha Sempurna.
“Salam Seduluran Dunia Akhirat…. Monggo Ngopi…☕