BANGKALAN — Liputan Hukum Indonesia
Polemik Pilkada Bangkalan semakin hari penuh dengan pertanyaan dan pernyataan yang membuat kaum fanatik semakin penasaran dalam artian siapa sebenarnya sosok yang akan dijadikan panutan oleh masyarakat pedesaan maupun perkotaan di Kota Dzikir dan Kota Sholawat Bangkalan Madura Jawa Timur.
Pasalnya banyak sekali yang menyatakan bahwa politik Pilkada Bangkalan 2024 kurang sehat lantaran banyak partai dikuasai salah satu Kandidat Pilkada yang pada awalnya diusung oleh Partai PKB dan PDIP untuk mengikuti Kontestasi Pemilukada Serentak 27 November 2024.
Namun nyatanya pernyataan dan pertanyaan kurang mendasar itu muncul dari oknum oknum yang calon kandidatnya tidak memiliki berbagai dukungan parpol sehingga suara simpang siur dimunculkan dengan ketidakadilan dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Menyikapi Polemik politik Pilkada Bangkalan 2024, Moh Hosen putra Daerah yang berjuluk Panglima Bangkalan mendukung Pasangan Calon (Paslon) Lukman Hakim & Moch Fauzan Jakfar untuk menjadi Bupati dan wakil bupati Bangkalan periode 2024-2029 karena keduanya salah satu putra Daerah terbaik Bangkalan.
Lukman Hakim dan Moch Fauzan Jakfar merupakan putra Daerah Bangkalan yang layak untuk dijadikan orang nomor satu di pemerintah daerah kabupaten dan kami berharap kepada seluruh masyarakat untuk mendukung dan memilihnya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan, Kata Hosen Panglima, Selasa 27 Agustus 2024.
Sehingga keduanya tidak perlu diragukan lagi oleh khalayak masyarakat bangkalan untuk memimpin Bangkalan lebih baik yang selama ini dinilai krisis kepemimpinan berintegritas berantusias dalam mengutamakan kepentingan masyarakat.
Diketahui Lukman memiliki pengalaman di bidang pemerintahan dengan menjabat sebagai kepala desa (Kades) Katol Barat sejak 2005–2019. Jabatan itu dia peroleh dua tahun setelah menamatkan studi sarjana di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Jika dilihat dari masa jabatannya, Lukman sudah merasakan asam dan manisnya bersinggungan dengan masyarakat kecil. Pengalamannya tersebut menjadi modal berharga dalam pencalonan bupati Bangkalan.
Pria kelahiran 20 Oktober 1980 itu merupakan sosok yang organisatoris. Semasa kuliah, Lukman pernah aktif di organisasi ekstrakampus. Yakni, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Dia pernah menduduki posisi sebagai wakil ketua PMII Rayon FISIB UMM pada 2000–2001. Kemduian, dipercaya menjadi wakil ketua PMII Komisariat UMM 2002–2003. Setahun berikutnya, kariernya di PMII terus melejit.
Lukman dipercaya menjadi Pengurus Cabang (PC) PMII Kabupaten Malang hingga 2004. Alumnus MAN Darul Ulum Jombang itu juga pernah aktif di organisasi intrakampus. Yakni, menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM pada 2002–2004.
Lukman juga tercatat pernah berkecimpung di beberapa organisasi lain. Yaitu, menjadi sekretaris Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Geger. Selanjutnya, pernah menjadi ketua ranting Nahdlatul Ulama Desa Katol Barat. Sedangkan saat ini tercatat sebagai pengurus MWC NU Kecamatan Geger.
Sedangkan “Fauzan Ja’far, ia merupakan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bangkalan. Selain itu pria yang akrab disapa Fauzan ini pernah menjabat Direktur Utama PT. Sumber Daya.
Ia juga aktif menjabat sebagai Ketua Umum KONI Kabupaten Bangkalan untuk periode kedua dan terpilih menjadi anggota DPRD Jatim periode 2024-2029 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Saat menjadi mahasiswa, Fauzan Ja’far juga pernah menjadi Kabit organisasi dan Pengkaderan PMII Komisariat IAIN Sunan Ampel Surabaya, pernah menjabat sekretaris umum PC. Gerakan Pemuda Ansor kab. Bangkalan, dan dia juga pernah menjadi Wakil sekretaris PW GP Ansor Jawa Timur.
Dari data rekapitulasi KPU Jawa Timur, Fauzan Ja`far terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dengan perolehan suara 181.545.000.
Diketahui sampai saat ini paslon Lukman-Fauzan telah mengantongi dukungan resmi untuk maju Pilkada Bangkalan 2024 dari PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Gelora, Partai Golkar.
Kemudian, Partai Keadilan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai NasDem. (Red)