Pasuruan, LiputanhukumIndonesia.com – Untuk mewujudkan generasi milenial unggul dengan cakrawala pengetahuan yang luas, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan semakin intens dalam memaksimalkan program literasi digital/ digital literacy. Yakni kemampuan untuk membaca informasi yang diakses melalui beragam platform media digital dengan bijak.
Tentunya, kata Wakil Bupati Mujib Imron, hal itu harus dibarengi dengan pemahaman kontekstual yang tidak sekedar menerima informasi mentah-mentah. Sebaliknya, terlebih dahulu memilih dan memilah, mana saja informasi yang memang layak dikonsumsi berdasarkan fakta.
Disampaikan dalam Talkshow Layanan Publik Maslahat bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan, Gus Mujib demikian biasanya Pengasuh Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini tersebut disapa membahas tuntas tentang Literasi Masyarakat di Era Digital. Seperti halnya tema yang didiskusikan dengan gayeng di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Suara Pasuruan pada hari Selasa (15/11/2022).
“Tantangan saat ini, dimana-mana semua elemen masyarakat sudah mengenal digitalisasi. Ponpes juga mayoritas menggunakan digital learning dan digital literacy. Tidak seperti dulu, literasi itu kan sebatas pintar membaca dan menulis. Tapi sekarang ini juga diimbangi dengan kemampuan membaca apa yang ada di media online. Jadi konten-konten yang ada di internet harus benar-benar disaring dari berita hoaks. Benar-benar akurat datanya. Ini pentingnya digital literacy,” ujar Wakil Bupati bersemangat.
Maka dari itu, Gus Mujib berharap, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) handal yang menguasai Teknologi Infrmasi Komunikasi (TIK). Sekaligus cakap memproduksi beragam konten menarik untuk mencerdaskan masyarakat dan benar-benar teredukasi secara digital literacy.
“Maka perlu adanya tenaga-tenaga ahli yang harus mengawal Perpustakaan Digital Kabupaten Pasuruan. Insyallah akan dioperasikan di awal tahun 2023. Apalagi dengan capaian WTP ke-9 kali dan posisi Kabupaten Pasuruan terletak di segitiga emas,” tuturnya.
Lebih lanjut, di era serba digital saat ini, kehadiran fisik Perpustakaan tidak lagi identik dengan koleksi buku yang banyak saja. Melainkan juga kemudahan akses informasi yang disediakan bagi seluruh elemen masyarakat, tanpa terkecuali.
“Bagaimana kesiapan digital library-nya bisa diakses semua masyarakat. Sudah barang tentu, bacaan-bacaan yang ada di Perpustakaan Nasional juga bisa diakses jaringannya. Karena itu, Dinas Perpustakaan berkewajiban berikan terus informasi kepada masyarakat sesuai jamannya. Sehingga digital native mampu mengakses perpustakaan digital,” jelas Wakil Bupati kepada kedua pemandu acara dialog interaktif, Wisnu Dharmawan dan Wildhan.
Ditambahkannya, hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan bersama dalam upaya mewujudkan digital literacy adalah peran orang tua dalam mendampingi putra-putrinya menggunakan gadget. Sekaligus memberikan edukasi sehingga kaum milenial terutama Generasi Z memiliki kepekaan dalam melakukan cek dan ricek konten informasi yang beredar di gawainya.
“Kita harus melek baca dengan model digital literacy ini. Apalagi saat ini peredaran konten hoaks dan konten provokasi sangat banyak setiap detiknya. Makanya harus benar-benar kita waspadai bersama dengan pengetahuan kita. Apalagi, tahun 2030 nanti bonus demografi ini sudah mulai keluar. Sehingga dalam waktu 7 tahun sampai 2030, kita sudah harus all out, bagaimana masyarakat yang belum bisa memanfaatkan kecanggihan TIK bisa mengikutinya. Jadi proses ini harus terus dilakukan. Kami berharap, Dinas Perpustakan punya strategi untuk itu,” jelas Gus Mujib dalam forum diskusi yang juga dapat diakses secara streaming di kanal Youtube https://www.YouTube.com/watch?v=4veFX6Lwu6k tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan, Siti Asih menambahkan tentang beberapa upaya yang kian gencar dilakukan untuk mengoptimalkan digital literacy. Tentu saja dengan tetap menghadirkan Perpustakaan konvensional agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat diluar generasi milenial.
“Kami sudah punya e-book Kabupaten Pasuruan. Total ada 2.700 buku digital yang bisa diunduh gratis. Masyarakat tidak harus jadi anggota Perpustakaan Daerah. Kami juga mengarahkan pembaca untuk mengakses informasi yang memang sangat mendukung kegiatannya. Ada juga pengukuhan Bunda Baca di seluruh Desa dan Kelurahan,” ucapnya.
Di akhir perbincangan. Siti Asih juga menyampaikan harapannya kepada Perpustakaan di Desa agar lebih bersinergi dengan Perpustakaan yang ada di Kabupaten Pasuruan. Menumbuhkan minat baca masyarakat terutama generasi muda adalah tujuan utamanya.
“Memang perpustakaan konvensional tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Tetap dibutuhkan, karena tidak semua orang suka atau bisa mengakses TIK untuk mendapatkan informasi. Kami juga menyediakan Perpustakaan Digital yang menyediakan tempat rekreasi yang murah. Juga tempat bermain untuk anak,” pungkasnya.