Temuan Situs Candi Di Prigen Masuki Babak Baru

Pasuruan, LiputanhukumIndonesia.com – Tim arkeolog BPCB Jatim akhirnya merampungkan ekskavasi tahap pertama. Dari lima hari proses ekskavasi, mereka berhasil mengamankan sejumlah temuan penting.

Kepala Tim Ekskavasi BPCB Jatim Albertus Agung Vidi, mengungkapkan, pihaknya menemukan ada empat fragmen ukiran batu hewan mitologi Hindu-Budha berbentuk kepala manusia berbadan burung dan bernama kinara-kinari.

Meskipun mulanya disangka warga sebagai arca, namun Vidi menyatakan Kinara-Kinari bukanlah patung atau arca. Melainkan salah satu bentuk relief ukiran yang berfungsi sebagai hiasan antefik atau sudut-sudut candi.

“Dari hasil pengamatan kita, Kinara-kinari itu kepala manusia badan burung berbentuk sepasang perempuan dan laki laki biasa dijadikan hiasan sudut bangunan,” kata Vidi pada Minggu (20/11/2022).

Selain fragmen ukiran batu hewan, BPCB Jatim juga menemukan sejumlah fragmen-fragmen tembikar. Kata Vidi, fragmen tembikar ini diduga digunakan sebagai dupa di masa lampau.

Selain itu, ditemukan pula batu berukiran sosok dua Makara. Makara sendiri merupakan hewan mitologi yang dipercaya Hindu-Budha sebagai naga laut kendaraan dewa-dewi.

“Kami juga menemukan banyak juga batu-batu dengan ornamen dan bentuk-bentuk geometris,” ungkapnya.

Hanya saja, meski banyak temuan, namun BPCB Jatim belum bisa memastikan temuan candi tersebut peninggalan dari kerajaan mana. Menurut Vidi, untuk saat ini masih terlalu  dini untuk menentukan periodisasi candi.

Sehingga diperlukan tahapan ekskavasi lanjutan untuk bisa mengungkap dari periode kerajaan mana candi tersebut dibangun.

“Tahap saat ini masih survey dan penyelamatan struktur candi, baru melihat sebatas mana potensi, baru nanti kalau kita buka semua kita bisa ada gambaran,” ujar Vidi.

Disisi lain, Vidi menyatakan, bentuk relief pada batuan kuno yang ditemukan memang memiliki kemiripan di sejumlah candi lain. Diantaranya ada kemiripan motif dengan di Candi Jago, Candi Keboireng, Candi Jabung, Candi Penataran hingga Candi Prambanan.

Namun, pihaknya masih memelukan riset lanjutan untuk memastikan periodisasi candi.

“Membutuhkan waktu, minimal kita harus dapat bukti yang lebih kuat merujuk ke apa (kerajaan) dan pembandingnya apa. Itu masih kita telusuri,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *